Menjadi Guru yang Mampu Mengatur Kelas Adalah Kunci keberhasilan dalam Pembelajaran

Admin Desa Air Belo
02 Juli 2025 295 x Pendidikan
Guru
memegang peranan yang sangat krusial dalam membentuk sikap belajar siswa. Oleh
karena itu, penting bagi guru untuk menciptakan suasana belajar yang efisien
dan mampu mengatur kelas dengan baik. Kelas merupakan arena pembelajaran dan
juga bagian dari lingkungan sekolah yang harus terorganisir dengan baik.
Lingkungan ini harus diatur dan dipantau agar aktivitas belajar dapat diarahkan
kepada tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Suasana yang baik harus
bersifat menantang dan mendorong siswa untuk belajar, sekaligus memberikan rasa
aman dan kepuasan dalam mencapai hasil belajar yang diinginkan. Untuk menciptakan
suasana kelas yang efektif, seorang guru perlu memahami dan mengetahui cara
mengelola lingkungan belajar dengan baik.
Manajemen
lingkungan pembelajaran harus menjadi perhatian utama untuk menciptakan suasana
belajar yang lebih nyaman dan mendukung. Lingkungan pembelajaran secara umum
dapat dipahami sebagai seluruh kondisi dan lokasi yang dapat mendukung
berlangsungnya proses belajar. Oleh karena itu, lingkungan belajar di sini
memiliki dua makna; pertama, mengacu pada aspek fisik yang biasanya dijadikan
lokasi untuk kegiatan belajar mengajar. Lingkungan belajar mencakup ruang atau
tempat yang memfasilitasi jalannya proses pembelajaran.
Manajemen
lingkungan pembelajaran yang efektif perlu menciptakan suasana yang mendukung
proses belajar. Oleh karena itu, penataan ruang kelas harus dibuat agar terasa
luas dan mudah diakses oleh siswa ketika menjalani kegiatan belajar. Selain
itu, menciptakan kenyamanan juga merupakan tujuan penting dalam manajemen
lingkungan belajar, sehingga kelas menjadi ruang yang disukai oleh siswa untuk
mendapatkan pengalaman positif. Pengajar dan peserta didik harus merasa bahagia
berada di dalamnya. Dengan keadaan seperti itu, pengajar akan lebih bersemangat
dalam mengajar, dan peserta didik pun akan belajar dengan lebih baik.
Membangun
suasana yang nyaman untuk kegiatan belajar adalah tugas seorang pengajar.
Sebagai pelaku yang terlibat dalam proses pembelajaran, guru berada di kelas
dan berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari. Sebagai pengajar, mereka
memiliki kewajiban untuk menyediakan materi yang tepat serta relevan,
menciptakan dan memelihara suasana yang mendukung agar proses belajar dapat
berlangsung dengan baik, serta menyiapkan lingkungan belajar yang menyenangkan.
Tanggung jawab ini bisa dilaksanakan melalui fungsi pembelajaran seperti
mengatur suasana untuk kegiatan belajar dan mempertahankan serta meningkatkan
perilaku dan partisipasi siswa yang sesuai dengan topik yang diajarkan.
Selanjutnya, guru juga perlu menetapkan dan menyampaikan isi yang berhubungan
dengan kurikulum dan menentukan apa yang harus dipelajari.
Keterampilan
pengajar dalam menciptakan situasi dan kondisi pembelajaran yang efektif
merupakan bagian dari pengelolaan kegiatan belajar mengajar. Menurut Suharsimi
Arikunto, guru berperan sebagai manajer dalam lingkungan pendidikan yang
khusus. Mereka memiliki hak serta kewajiban untuk merancang proses
pembelajaran, merencanakan, memimpin, dan mengatur seluruh aktivitas siswa.
Mereka juga berhak untuk mengawasi sumber pengajaran serta membangun hubungan
yang baik dengan lingkungan kelas lainnya.
Oleh
karena itu, manajemen kelas sebenarnya merupakan tanggung jawab utama seorang
guru atau pendidik dalam menggunakan dan mengelola segala sesuatu yang terjadi
selama proses belajar, seperti memberikan arahan, bimbingan, serta motivasi
kepada peserta didik.
Manajemen
kelas adalah proses pembelajaran di mana seorang guru bertanggung jawab atas
pengelolaan ruang kelas. Pengelolaan kelas juga dapat dipahami sebagai usaha
untuk memaksimalkan pengelolaan ruang kelas dalam kegiatan pembelajaran.
Manajemen sendiri adalah serangkaian langkah yang mencakup perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian yang dilakukan oleh anggota
organisasi, serta pemanfaatan seluruh sumber daya organisasi demi mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Manajemen kelas merupakan tindakan yang diambil
oleh guru untuk menciptakan suasana kelas yang mendukung agar proses
pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan yang diharapkan.
Sebelum
mendalami lebih dalam mengenai manajemen kelas, akan dijelaskan terlebih dahulu
pengertian dari manajemen dan manajemen pendidikan. Manajemen kelas merupakan
salah satu aspek yang ada dalam manajemen pendidikan. Awalnya, istilah
manajemen sangat dikenal di bidang bisnis atau komersial. Dalam dunia
pendidikan, istilah ini lebih sering merujuk pada administrasi. Oleh karena
itu, dalam konteks institusi pendidikan, istilah administrasi sekolah sangat
umum digunakan. Administrasi pendidikan dan administrasi kelas adalah dua
komponen yang saling mendukung dalam pelaksanaannya, terutama dalam proses
belajar mengajar.
Prosedur
untuk Tugas Individu dan Kegiatan yang dipimpin oleh Pengajar aspek yang perlu
diperhatikan adalah: menjaga fokus siswa. memberikan kesempatan untuk
berpartisipasi, serta menawarkan dukungan jika dibutuhkan. Prosedur yang
efektif: menghindari atau meminimalkan gangguan atau hal-hal yang dapat menghambat
proses pengembangan materi atau mengganggu pembelajaran siswa.
Pertimbangkan
bagaimana seharusnya siswa berperilaku saat guru atau siswa lain membagikan
informasi di kelas atau ketika guru mengadakan dialog atau bacaan. umumnya,
siswa diharapkan untuk menghadap kepada pembicara dan mendengarkan dengan
seksama. dalam praktiknya, guru sering kali mengubah harapan ini menjadi aturan
umum di kelas seperti “dengarkan dengan baik ketika guru atau siswa lain
berbicara. ” selain itu, para guru juga mengharapkan siswa untuk tetap duduk di
tempat mereka sepanjang presentasi, menjaga ketenangan, dan hanya mengambil
buku atau materi yang diperlukan untuk pelajaran dari meja mereka.
Hal
ini sejalan dengan studi Surjana (2007) yang menyatakan bahwa guru sebagai
pengelola kelas memiliki peran penting, yakni orang yang merancang aktivitas
yang akan berlangsung di dalam kelas, orang yang melaksanakan rencana kegiatan
tersebut dengan siswa sebagai subjek dan objek, serta orang yang mengambil
keputusan terkait strategi yang diterapkan dalam berbagai aktivitas di kelas.
Selain itu, guru juga bertugas menentukan solusi alternatif untuk mengatasi
masalah dan tantangan yang timbul; dengan demikian, tiga pendekatan yang
diusulkan akan sangat mendukung guru dalam menjalankan tanggung jawab mereka.
Guru
perlu membangun atmosfer pembelajaran yang positif dengan cara menerapkan
metode pengajaran yang kreatif dan inovatif. Pengelolaan kelas yang dilakukan
oleh guru meliputi pengorganisasian siswa, pengaturan ruang kelas, pemilihan
aktivitas, media pembelajaran, serta proses evaluasi, yang semuanya adalah
elemen penting untuk menciptakan situasi pembelajaran yang efektif (Buchari,
2018; Minsih, 2018; Zein, 2016). Namun, perbedaan karakter siswa, kondisi di
dalam kelas, dan kurangnya dukungan dapat mempengaruhi kenyamanan saat belajar.
Diharapkan guru dapat menetapkan aturan yang jelas sekaligus memotivasi siswa,
sementara siswa diharapkan untuk aktif, kreatif, dan berkomunikasi guna
mendukung lingkungan pembelajaran (Lembong et al. , 2014; Emmer et al. , 1980;
Darmawan et al. , 2021). Hal ini berkontribusi pada efektivitas proses belajar
yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Darmawan dan
Mardikaningsih, 2022).
Manajemen
kelas merupakan persiapan penting untuk mencapai keberhasilan dalam proses
pembelajaran, yang melibatkan pengaturan siswa, fasilitas ruang kelas, dan
perencanaan program belajar (Darmawan, 2019). Hal ini sangat penting karena
berhubungan langsung dengan hasil pembelajaran, perilaku, serta sikap para
siswa. Tindakan untuk mendisiplinkan siswa tidak semata-mata bergantung pada
hukuman atau ancaman, karena penerapan disiplin yang bersifat memaksakan dapat
membawa efek negatif dalam perkembangan siswa.
Manajemen
kelas yang baik harusnya membawa suasana positif di dalam kelas. Seorang guru
yang dapat mempertahankan disiplin tanpa mengabaikan kehangatan dan kedekatan
akan menciptakan rasa nyaman dan aman bagi siswa (Berger dan Girardet, 2021).
Suasana yang mendukung ini akan mendorong siswa untuk lebih aktif
berpartisipasi dalam proses belajar, sehingga mempermudah transfer pengetahuan
yang lebih efektif. Di samping itu, manajemen kelas yang efektif mencakup
perencanaan pembelajaran yang matang. Darmawan (2012) berpendapat bahwa guru
yang menyiapkan rencana pembelajaran dengan jelas dan terstruktur akan
memfasilitasi pemahaman materi oleh siswa, memperkuat fokus, dan membantu
penyerapan informasi.
Komunikasi yang baik antara pendidik dan peserta didik adalah elemen krusial dalam pengelolaan kelas. Keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan efektif memungkinkan mereka memahami kebutuhan dan kemampuan masing-masing siswa. Dengan cara ini, bimbingan serta dukungan yang tepat dapat diberikan agar setiap siswa dapat memaksimalkan potensi mereka dan meraih hasil belajar yang terbaik. Secara keseluruhan, pengelolaan kelas yang efektif menjadi fondasi utama untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan menciptakan atmosfer pembelajaran yang positif, perencanaan yang matang, dan interaksi yang harmonis antara guru dan siswa, proses belajar mengajar bisa berjalan lebih lancar. Oleh karena itu, peran pendidik tidak hanya terbatas pada penyampaian materi, tetapi juga menciptakan suasana yang mendorong setiap siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Aslamiah,
Diani Ayu Pratiwi, and Akhmad Riandy Agusta. 2022. Pengelolaan KELAS.
Depok: Rajawali Pers.
Delapan Indah Saputri.
(2022). Pentingnya Peran Guru Profesional Dalam Meningkatkan Pendidikan, 1-6.
Delapan Indah Saputri. (2022). Pentingnya Peran Guru Profesional Dalam
Meningkatkan Pendidikan, 1-6.
Minsih,
and Aninda Galih D. 1 JULI 2018. "PERAN GURU DALAM PENGELOLAAN KELAS
." PROFESI PENDIDIKAN DASAR 22-23.
Masfufah, M.,
Darmawan, D., & Masnawati, E. (2023). Strategi manajemen kelas untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa. Manivest: Jurnal Manajemen, Ekonomi,
Kewirausahaan, Dan Investasi, 1(2), 214-228.
Oci, M. (2019). Manajemen kelas. Jurnal Teruna Bhakti, 1(1), 49-58.